Mencita-citakan pendekatan pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal yang telah menjaga planet kita dari generasi ke generasi - dengan berinvestasi pada manusia, tempat, dan potensi.
BEKAL Pemimpin memahami bahwa untuk menggeser arus utama pengelolaan modal alam kita menuju keadilan dan keberlanjutan, perlu adanya perubahan sistemik. Kami juga memahami bahwa ada titik buta dalam pemahaman kita tentang sistem: kegagalan untuk mengenali bahwa cara kita hidup, berpikir, dan berperilaku pada akhirnya adalah pendorong utama dampak sistemik yang kita rasakan bersama — melalui pilihan yang kita buat, dan melalui hubungan, institusi, kebijakan, dan sistem yang kita buat dan terapkan setiap hari.
Oleh karena itu BEKAL Pemimpin memilih untuk berinvestasi dalam peningkatan kesadaran dan kapasitas kepemimpinan sistem para pelaku yang merupakan penggerak utama praktik pengelolaan sumber daya alam kita. Dengan menggalang mikrokosmos sistem — tokoh masyarakat, aktivis, akademisi, pelaku usaha, masyarakat adat, perwakilan pemerintah, dan media — kesadaran dan kapasitas kepemimpinan ini tidak hanya mengubah individu, tetapi juga membangkitkan kesadaran yang lebih holistik dan keyakinan untuk melakukan aksi di tingkat kolektif untuk bersama-sama menciptakan perubahan yang diperlukan untuk masa depan bersama yang lebih baik.
Kami sadar bahwa menempatkan sekelompok orang di dalam kelas sering kali tidak membawa perubahan perilaku yang bertahan lama, apalagi perubahan sistemik. Oleh karena itu, BEKAL Pemimpin membangun tiga bagian strategi yang hasilnya memperkuat satu sama lain, menciptakan siklus positif yang akan berjalan seiring waktu.
​BEKAL Pemimpin menggabungkan beberapa pilihan desain untuk menciptakan pengalaman transformasional melalui proses pembelajaran kami.
Pondasi pendekatan kepemimpinan dan perubahan BEKAL Pemimpin berevolusi dari alur pendekatan cara berpikir sistem yang sekarang dikenal dengan istilah “perubahan sistem berbasis kesadaran”. Kami menarik inspirasi dari karya para pemikir dan pelopor seperti Otto Scharmer, Peter Senge, dan mendiang Donella Meadows. Aliran pemikiran dan praktik ini menggabungkan tradisi Barat dalam mengejar kebenaran obyektif yang ketat dengan filsafat Timur yang bersifat subjektif, mewujudkan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, lebih dalam, dan lebih holistik tentang sistem yang kompleks.
KEARIFAN LOKAL - ASAL MUASAL CARA BERPIKIR SISTEM
Saat kami mengerjakan perubahan sistem dengan masyarakat akar rumput dan masyarakat adat, kami mengamati dan mengakui bahwa banyak adat istiadat dan kearifan lokal disaring dari pengamatan mendalam terhadap pola perilaku dan interkoneksi alam, menyadari secara mendalam bahwa kesejahteraan manusia bergantung kepada kesehatan alam. Misalnya, banyak tabu adat (contohnya “sasi” Maluku, “Leuweung Titipan” Kasepuhan Adat) adalah bentuk pengaturan aliran untuk mengamankan stok kritis. Demikian pula, mitos dan metafora ("Sungai adalah garis keturunan Ibu Pertiwi kita") diturunkan dari generasi ke generasi untuk menegakkan pola hubungan yang mendorong kesejahteraan kolektif.
Karena BEKAL Pemimpin bekerja dengan para pemimpin lokal dari seluruh Indonesia, kami tidak hanya mendidik mereka tentang paradigma dan praktik pembangunan konvensional. Kami juga memberdayakan mereka untuk merefleksikan, menemukan, dan memperkuat kearifan serupa di akar mereka sendiri yang dapat membantu mempertahankan dan mengajari kami dari generasi ke generasi untuk mempelajari apa artinya hidup berkelanjutan dan adil.